Senin, 06 Mei 2013

NABI AYUB

Ayub

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Ayub
Job restored to prosperity by Laurent de la Hyre
Nabi, 'Orang yang sabar'
Wafat Tanah Us (?)
Dihormati di Yahudi
Islam
Kristen
Druze
Hari peringatan Gereja Katolik Roma
10 Mei
Gereja Armenia
30 Agustus
Gereja Lutheran
9 Mei
Gereja Ortodoks
6 Mei
Ayub (bahasa Ibrani: אִיּוֹב, Standar Iyyov Tiberias ʾIyyôḇ, bahasa Arab: أيّوب Ayyūb; bahasa Inggris: Job) adalah tokoh utama dalam Kitab Ayub di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ayub disebut sebagai nabi Allah di dalam Al Quran.

Daftar isi

Riwayat

Kitab Ayub dimulai dengan pernyataan:
Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.[1]
Ayub dikatakan sebagai orang "yang terkaya dari semua orang di sebelah timur."[2] Di awal kitab dikatakan bahwa ia mempunyai:
  • 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
  • 7000 ekor kambing domba
  • 3000 ekor unta
  • 500 pasang lembu
  • 500 keledai betina
  • budak-budak dalam jumlah yang sangat besar

Persembahan korban bakaran

Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka. 1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.[3]

Percakapan Allah dengan Iblis yang pertama

Dikisahkan pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."[4]
Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."[5]
Tetapi Iblis menggugat dan menjawab kepada TUHAN:
"Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."[6]
Maka firman TUHAN kepada Iblis:
"Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.[7]

Malapetaka pertama

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
  • Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
  • Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
  • Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."[8]

Reaksi Ayub yang pertama

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.[9]

Percakapan Allah dengan Iblis yang kedua

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."[10]
Firman TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."[11]
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN:
"Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."[12]
Maka firman TUHAN kepada Iblis:
"Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."[13]

Malapetaka yang kedua

Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.[14]

Reaksi Ayub yang kedua dan reaksi istrinya

Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
  • Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
  • Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.[15]

Kedatangan teman-teman Ayub

Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit. Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.[16]
Selanjutnya terjadi perdebatan antara Ayub dan sahabat-sahabatnya tentang malapetaka yang menimpanya itu dengan urutan:[17]
  • Perkataan Ayub yang pertama[18]
  • Perkataan Elifas yang pertama[19]
  • Jawaban Ayub kepada Elifas[20]
  • Perkataan Bildad yang pertama[21]
  • Jawaban Ayub kepada Bildad[22]
  • Perkataan Zofar yang pertama[23]
  • Jawaban Ayub kepada Zofar[24]
  • Perkataan Elifas yang kedua[25]
  • Jawaban Ayub kepada Elifas[26]
  • Perkataan Bildad yang kedua[27]
  • Jawaban Ayub kepada Bildad[28]
  • Perkataan Zofar yang kedua[29]
  • Jawaban Ayub kepada Zofar[30]
  • Perkataan Elifas yang ketiga[31]
  • Jawaban Ayub kepada Elifas[32]
  • Perkataan Bildad yang ketiga[33]
  • Jawaban Ayub kepada Bildad[34]
  • Perkataan Ayub yang kedua[35]
  • Perkataan Ayub yang ketiga[36]
  • Elihu masuk ke dalam pembicaraan[37]
  • Bantahan Elihu yang pertama[38]
  • Bantahan Elihu yang kedua[39]
  • Bantahan Elihu yang ketiga[40]
  • Kesimpulan Elihu[41]

Perkataan Allah kepada Ayub

  • Jawaban Allah yang pertama kepada Ayub[42]
  • Respons Ayub yang pertama[43]
  • Jawaban Allah yang kedua kepada Ayub[44]
  • Respons Ayub yang kedua; penyesalan Ayub[45]

Penghakiman Tuhan atas sahabat-sahabat Ayub

Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman:
"Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."[46]
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.[47]

Pemulihan Ayub

Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas. TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat:
  • 14000 ekor kambing domba
  • 6000 unta
  • 1000 pasang lembu
  • 1000 ekor keledai betina.[48]
Ia juga mendapat 7 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.[49]
Sesudah itu Ayub masih hidup 140 tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.[50]

Lihat pula

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar